Karena masih coba-coba apa aja jadi ada.... juga jarang ada berita, semua lama.....

Desember, Natal, Yesus, dan Sinterklas

1 komentar

No SARA ya, Natal memang mengasyikan kok!

Semua tentu sudah tahu kalau Natal ada untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Tapi sebenarnya hari kelahiran bayi Yesus sendiri tidak diketahui tepatnya. Biar punya hari ulang tahun, maka diada-adakan. Biar nasibnya tidak jadi seperti anjing saya, tidak punya hari ulang tahun. Cuma dapat dikira-kira saja bulannya. Menyesal dahulu tidak bertanya pada yang memberi.

Jatuhnya Hari Natal pada tanggal 25 Desember baru ditentukan tahun 354 Masehi. Perayaannya menggantikan perayaan kelahiran Dewa Matahari. Urusan politiklah. Menggusur kepercayaan lama tanpa harus menghancurkan perayaannya. Rekonsiliasi yang lumayan bagus. Yah memang termasuk akal-akalan. Tapi kekuasaan kan memang lebih sering dibangun dari akal-akalan daripada kejujuran.

Pohon Natal aslinya juga tidak ada hubungannya dengan kelahiran Yesus. Asline budaya pagan juga. Daun-daun dirangkai dan dijadikan hiasan untuk menghormati dewa-dewa pertanian. Kebiasaan ini terus berevolusi. Nah konon, sekitar tahun 1500an, seorang pendeta berjalan dalam salju. Ia tertarik pada semakan yang selalu hijau pada musim dingin. Maka ia membawanya ke rumah, lalu menghiasnya dan meletakkan lilin menyala di atasnya. Untung semak itu tidak terbakar. Karena kalau iya, mungkin kita lebih mengenal arang natal daripada pohon natal.

Ada juga yang berkata kalau pohon natal diperkenalkan pada abad ketujuh. Seorang biarawan menggunakan bentuk cemara yang mirip segitiga untuk mengenalkan konsep trinitas. Entahlah mana yang benar. Kan sebenarnya lebih efektif dan ramah lingkungan kalau pakai cawat saja. Eh, mungkin tahun itu celana dalam belum berbentuk segitiga seperti sekarang.

Nah, untuk Sinterklas ini juga demikian. Awalnya tidak ada hubungannya dengan perayaan Natal. Bermula dari abad ketiga, lahir seorang Santo di Patara. Sekarang sekitar Turki. Namanya Santo Nikolas. Ia senang memberi hadiah pada orang miskin dan semakin lama semakin melegenda. Ia kemudian diperingati tiap tanggal 6 Desember. Tepat hari wafatnya.

Kisah Santo Nikolas ini semakin menyebar, dan sangat populer di Belanda. Di sana ia terkenal dengan nama Sinter Klaas. Sinter artinya ya santo itu. Orang suci. Sekitar abad ketujuh belas, legenda dan perayaannya diboyong oleh para imigran ke daratan Amerika. Di sana, Sinter Klaas berubah jadi Santa Claus. Sama saja. Santa ya sinter, ya santo. Klaas yang ejaan Belanda berubah ejaan jadi Claus. Lalu lama-lama, disatukanlah perayaan Santa Claus dengan Natal. Kan dekat tuh dengan tahun baru. Pas, jadinya liburan panjang. Cocok dengan orang belanja-belanja. Dipakailah Santa Claus untuk menarik orang belanja. Muncul di iklan-iklan.

Puncaknya tahun 1931. Santa Claus dipakai Coca-cola sebagai tampilan seri iklan di majalah-majalah. Iklan itu sedemikian populernya sehingga akhirnya, tampilan Santa Claus di iklan itulah yang kita kenal sekarang. Gemuk, berjenggot, dan suka tertawa. Citra yang asli, yaitu sebagai tukang membagi hadiah, bukan model iklan, masih tetap terjaga dalam legendanya. Tapi entah dari mana kisah bahwa ia masuk rumah lewat cerobong asap berasal.

Ya sudah. Aneh rasanya jika harus merayakan kelahiran Yesus di akhir tahun. Desember dirayakan kelahirannya, April sudah disalibkan lagi. Tiga hari kemudian dirayakan kebangkitannya. Tak lama, Mei atau Juni dirayakan ia naik ke surga. Eh, akhir tahun dirayakan lagi kelahirannya. Begitu terus sepanjang tahun. Seperti siklus.

Seperti reikarnasi. Lahir, wafat, lahir lagi, wafat lagi, dan seterusnya.

sumber

1 komentar :

  1. hehehe,,,lucu artiklnya,,ampe snyum-snyum bcanya....
    jd,,,smua itu hnya rekaan org ya?

    BalasHapus